LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I
PERCOBAAN VII
PEMURNIAN NaCl
OLEH
NAMA
: HERLIN
STAMBUK :
F1C1 11 072
PROG. STUDI :
KIMIA
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : GAYUH AGASTIA S.Si
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garam dapur (NaCl) adalah bahan berupa padatan
putih, memiliki bentuk kristal kubus yang transparan, tidak dapat terbakar
serta mempunyai titik leleh 801oC. Garam dapur merupakan senyawa yang tersusun
dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH. Apabila unsur ini direaksikan, maka akan
terbentuk NaCl dan H2O. Hasil dari bahan tadi bila disatukan akan membentuk
suatu larutan yang disebut larutan garam. Larutan yang terbentuk merupakan
campuran yang homogen, partikel-partikelnya sangat kecil namun tersebar merata meskipun
dibiarkan dalam waktu yang lama. NaCl atau garam dapur tidak akan mengendap
bila dibiarkan dan tidak dapat dipisahkan dari air dengan cara penyaringan.
Partikelpartikel NaCl, ion-ionnya dalam air tidak akan dapat terlihat dengan
mikroskop. Zat terlarut dan pelarutnya benar-benar tercampur secara homogen.
Garam
dapur merupakan salah satu zar penguat
rasa serta termasuk sebagai bahan pengawet makanan. Garam dapur tersebut dapat diperoleh
melalui dua cara yaitu secara alami dan buatan (sintesis). Secara alami, garam
dapur dapat diperoleh dengan mengeringkan air laut dibawah terik matahari
sedangkan dengan cara sintesis atau buatan dapat dibuat dengan mereaksikan
antara asam sulfat dengan natrium hidroksida.
Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh
titik leleh yang tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya dan kemudian larut
dalam air. Mereka kadang-kadang terhidrasi bilamana anion-anionnya kecil,
seperti halida, karena energi hidrasi ion-ion tersebut tidak cukup untuk
mengimbangi energi yang dipelukan untuk memperluas kisi.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana prinsip pemurnian dan pengkristalan
garam dapur NaCl?
C.
Tujuan
Percobaan
Memahami prinsip pemurnian
dan pengkristalan garam dapur NaCl
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang
banyak digunakan oleh masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam
berbagai industri kimia. Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium
Chlorida sebagai bahan bakunya adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari
industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium Hidroksida (NaOH), yang banyak
dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan kertas, tekstil,
deterjen, sabun dan pengolahan air limbah(Dina Lesdantina).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak,
yang melebur pada 97,5 0C.Natrium teroksidasi dengan cepat dalam
udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau
silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk Natrium Hidroksida dan
Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+.
Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium
larut dalam air (Vogel, 1979).
Di bidang teknik kimia
seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau lelehan, tanpa
mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut. Seringkali
juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau
harus dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses
kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom
atau molekul yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah pemisahan bahan
padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil
kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan
ukurannya (Bernaseoni, 1995).
Pemurnian larutan garam sangat dipengaruhi
oleh rasio Ca/Mg, bila rasionya terlalu kecil ataupun terlalu besar
mengakibatkan pengendapan impuritis tidak dapat berlangsung dengan baik. Rasio
Ca/Mg paling baik diperoleh sebesar 2. Dari penelitian ditemukan bahwa
penambahan flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca+2, dan relatif
sedikit mempengaruhi penurunan kadar Mg+2 dan TSS. Pada rasio Ca/Mg sebesar 2,
kadar Mg+2 sudah berada dibawah limit atas baku mutu larutan garam, tanpa perlu
penambahan flokulan. Sedangkan kadar Ca+2 dan TSS masih dua kali lebih dari
limit atas bila tanpa flokulan, tetapi masih sedikit diatas limit atas untuk
Ca+2 dan dua kali diatas limit atas untuk TSS bila menggunakan flokulan(Bahruddin,2003).
Pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa
atau yang berkekuatan. Pengaruh dalam penelitian ini adalah hubungan yang
mempengaruhi antara penggunaan garam dapur (NaCl) dalam media pendingin dalam
kadar yang bervariasi terhadap kekerasan pada proses pengerasan baja V-155.
Bahan pendingin yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang ditambahkan
garam dapur (NaCl) dengan kadar NaCl masing-masing yaitu: 9 %, 16 % dan 23 %(Taufan Rizal,2005).
BAB III
METEDOLOGI PRATIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari kamis
tanggal Oktober 2012 di Laboratorium terpadu
Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Haluoleo, Kendari.
B.
Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
-
Timbangan
-
Gelas kimia 250ml
-
Gelas ukur 50 ml
-
Pemanas lisrik/spritus
-
Corong
2. Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
-
Kristal garam dapur pasaran
-
Serbuk kapur CaO 1 gram
-
Larutan (BaOH)2 encer secukupnya
-
Larutan HCl
-
Aquades 150 ml
-
Asam sulfat pekat
-
(NH4)2CO3
C.
Prosedur
Kerja
akuades
|
-
Dimasukkan dalam gelas
beker dan didihkan
-
Dimasukkan 20 gram garam
dapur sambil diaduk
-
Dipanaskan sampai mendidih
kemudian disaring
Filtrat larutan garam
|
residu
|
- Ditambahkan 0,25 gram CaO
-Ditambahkan larutan Ba(OH)2 encer
tetes demi tetes
-Ditambahkan 30 gram per liter (NH4)2CO3
-Disaring
filtrat
|
residu
|
-Dinetralkan dengan
larutan HCl
-Diukur pHnya dengan
kertas lakmus
-Diuapkan sampai kering
-Ditimbang berat kristal
murni sebagai berat ekperimen
Rendamen
= 65,15%
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Dik : Berat garam
teoritis = 15 g
Berat gelas kimia kosong = 29, 790 gr
Berat gels kimia + garam = 42,813 gr
Berat eksperimen = Berat gelas kimia + garam – berat gelas kimia kosong
=
42,813 – 29,790 gr
=13,023 gr
Dit: % rendamen?
X 100% %
|
Berat teortis
X 100%
|
20 gr
= 65,115%
Reaksi :
- 2NaCl + CaO → CaCl2
↓ + Na2O
- Na2O + CaCl2 + Ba(OH)2 → CaO + 2NaOH + BaCl2
-
CaO + 2NaOH + BaCl2 + (NH4)2CO3 → NaCl +
Ba(OH)2↓ + CaCO3 + NH4Cl
- Ba(OH)2 + HCl → BaCl2 + H2O - 2NaCl
+ NH4Cl → NaCl ↓ + NH3 ↑ + Cl2 ↑ matan
B.
Pembahasan
NaCl merupakan Natrium
Klorida merupakan nama kimia dari garam dapur. Garam dapur merupakan senyawa
kimia yang tersusun dari 2 unsur, logam natrium (Na) dan gas klor (Cl). Bila
dipisahkan, kedua zat itu punya sifat yang berbeda. Natrium merupakan logam
yang sangat reaktif. Bila bereaksi dengan air, akan menimbulkan ledakan. Maka,
Natrium harus disimpan di media khusus yaitu minyak tanah. Sedangkan gas Klor
merupakan gas berwarna hijau yang beracun dan bila terhirup dapat menimbulkan
gangguan paru-paru. Kedua zat tersebut memang dapat merugikan jika berdiri
sendiri. Namun jika direaksikan pada suhu dan tekanan yang ekstrim, keduanya
menjadi garam dapur yang bermanfaat. Hal ini diakibatkan karena adanya pengaruh
dari anion-anion yang diikat oleh Na dalam NaCl sehingga menyebabkan sifat dari
Na hilang. Dalam padatan ionik seperti kristal yang tersusun dari ion-ion akan
terjadi tarik-menarik antara kation dan anion yaitu gaya elektrostatik Coulomb
serta tolak menolak ion sejenis. Keseimbangan antara kedua hal ini yaitu,
tarik-menarik dan tolak-menolak ini menghasilkan energi kisi kristal. NaCl
merupakan salah satu senyawa halida yang
menunjukkan bahwa jarak antar ion adalah jumlah jari-jari ion positif
dan jari-jari ion negatif, sehingga jumlah ini digunakan untuk menerangkan
struktur dari kristal ioniknya.
Rekristalisasi adalah
pemurnian suatu zat padat dari campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam
pelarut yang cocok. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara
zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur/pencemarnya. Larutan
yang terjadi dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan
dikristalkan dengan cara menjenuhkannya. Kristal adalah kumpulan dari
satuan-satuan kecil yang disebut sel satuan dan ion-ion dinyatakan sebagai
titik-titik. Satu lagi perbedaan nyata dari senyawa NaCl berbentuk kristal
dengan ion-ion ynag menyusunnya, yaitu jari-jari kristal NaCl< jari-jari ion
Na+ atau Cl-. Hal ini disebabkan dalam
kristalnya, terjadi menarik antara kation dengan anion yang memperkecil jarak
jari-jari antar ionnya. Jadi, struktur oktahedral NaCl ini akan bertumpuk
dengan semakin banyaknya atom Na dan Cl yang bergabung sehingga menghasilkan kristal
NaCl.
Perlakuan pertama yang
kami lakukan adalah melarutkan garam dengan menggunakan air yang telah
dipanaskan yang bertujuan agar garam terurai sempurna.
Garam
dapur yang dilarutkan dalam akuades panas tersebut akan terurai menjadi
ion-ionnya yakni, ion natrium (Na+) dan ion klorida (Cl-).
Garam yang telah terurai kami saring dan mangmbil filtranya yang akan digunakan
untuk proses selanjutnya yaitu proses pengendapan.
Filtrat yang kami peroleh
tadi kami tambahkan 0,2 gram kalsium oksida (CaO). Fungsi dari penambahan
kalsium oksida ini adalah untuk mengendapkan zat-zat pengotor seperti zat
pengotor yang di dalamnya mengandung ion Ca2+, Fe3+, dan
Mg2+ yang terdapat dalam garam dapur.
Selanjutnya
ke dalam filtrat tadi kami tambahkan lagi dengan larutan barium hidroksida
Ba(OH)2. Penambahan larutan ini bertujuan untuk menghilangkan endapan atau
mencegah terbentuknya endapan lagi, akibat penambahan kalsium oksida sebelunya.
Endapan
merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan keluar ke dalam larutannya.
Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi molal dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya.
Pada
filtrat tadi juga kami tambahkan dengan amonium karbonat (NH4)2CO3.
Penambahan ini bertujuan agar larutan tersebut menjadi jenuh. Tahap selanjutnya
adalah melakukan penyaringan untuk
memisahkan endapan yang merupakan zat
pengotor yang terdapat dalam larutan
tersebut. Kemudian filtrat yang diperoleh (bersifat basa), dinetralisasi dengan
larutan yang bersifat asam yaitu HCl encer.
Setelah diencerkan
filtrat yang telah dihasilkan kami uapkan sampai terbentuk kristal-kristal garam yang akan kami ukur nilai rendamenya.
Nilai rendamen yang kami peroleh yaitu 65.115%.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip pemurnian NaCl dengan metode rekristalisasi adalah
memisahkan NaCl dari zat-zat pengotor berdasarkan perbedaan daya larut keduanya dalam pelarut tertentu seperti CaO,
Ba(OH)2, dan (NH4)2CO3. Zat-zat
pengotor yang telah terikat dalam pelarut yang sesuai dan mengendap sehingga
dapat dipisahkan dengan NaCl melalui penyaringan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bernaseoni,G.
1995. Teknologi Kimia. PT Padya
Pranita. Jakarta.
Bahruddin, Zulfansyah, Aman,
Ilyas Arin & Nurfatihayati. 2003.” Penentuan Rasio Ca/Mg Optimum pada
Proses Pemurnian Garam Dapur”. Laboratorium Teknologi Produk,
Laboratorium Proses Pemisahan & Pemurnian,
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia, Jurusan Teknik Kimia, FT, Universitas
Riau, Pekanbaru.
Lesdantina, Dina dan Istikomah. 2009. ” Pemurnian Nacl
Dengan Menggunakan Natrium Karbonat “. Siminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP. Jurusan Teknik Kimia.Fak. Teknik. Universitas Diponegoro.
Rizal Taufan. 2005.” Pengaruh Kadar Garam
Dapur (Nacl) Dalam
Media Pendingin Terhadap Tingkat Kerasan Pada Proses Pegerasan Baja V-155”. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Garam laut untuk perawatan wajah adalah contoh lain dalam penggunaan garam selain untuk di konsumsi seperti garam dapur
BalasHapus